Jejak interaksi budaya dan politik antara anak benua India bagian selatan, khususnya kerajaan Pandya, dengan wilayah Sumatera, terutama Aceh, menyimpan misteri sejarah yang menarik untuk diungkap. Meskipun belum banyak artefak atau catatan sejarah eksplisit yang menghubungkan kedua kawasan ini secara langsung, analisis terhadap temuan arkeologis dan catatan para pengelana membuka peluang adanya hubungan yang lebih erat dari yang selama ini diperkirakan. Salah satu indikasi kuat dari potensi hubungan ini adalah temuan nisan-nisan kuno di situs Kerajaan Lamuri, Aceh Besar, yang memiliki karakteristik unik dan berbeda dari nisan-nisan kerajaan Islam lainnya di Sumatera pada masa itu.
Situs Lamuri, yang terletak di Lamreh dan Kuta Leubok, Aceh Besar, menyimpan kompleks pemakaman kuno dengan nisan-nisan yang memiliki tipologi yang khas, dikenal dengan istilah "plang-pleing".
Bentuk nisan ini berbeda dengan nisan-nisan yang umumnya ditemukan di Kerajaan Samudra Pasai, kerajaan Islam yang lebih dikenal dan sezaman di wilayah Aceh. Perbedaan mencolok ini menimbulkan pertanyaan mengenai asal-usul budaya dan pengaruh eksternal yang membentuk karakteristik Kerajaan Lamuri.
Salah satu nisan yang ditemukan di Lamreh mencantumkan nama Malik Syamsuddin yang wafat pada tahun 822 Hijriah. Gelar "Malik" sendiri merupakan gelar penguasa yang telah digunakan oleh bangsa Arab sejak sebelum Islam dan juga disebutkan dalam Al-Qur'an. Penggunaan gelar ini di Lamuri, berbeda dengan gelar "Sultan" yang lebih umum digunakan di Samudra Pasai, mengindikasikan adanya kemungkinan pengaruh dari tradisi penggelaran di wilayah lain.
Analisis lebih lanjut terhadap inskripsi pada nisan Malik Syamsuddin dan nisan-nisan lainnya di Lamuri menunjukkan adanya penggunaan frasa "al-'abd adh-dha'if" (hamba yang lemah) yang lebih sering dijumpai pada nisan-nisan peninggalan Lamuri dibandingkan dengan nisan-nisan peninggalan Samudra Pasai. Hal ini juga menjadi pembeda signifikan antara kedua kerajaan Islam tersebut.
Perbedaan tipologi nisan dan penggunaan gelar antara Lamuri dan Samudra Pasai mengisyaratkan bahwa Kerajaan Lamuri mungkin memiliki jaringan interaksi budaya dan politik yang berbeda dengan Samudra Pasai pada masa awal perkembangannya. Di sinilah relevansi untuk menelusuri kemungkinan hubungan antara Lamuri dengan wilayah Tamil Nadu di India selatan, yang pernah diperintah oleh kerajaan-kerajaan besar seperti Chera, Chola, dan Pandya.
Tamil Nadu, yang oleh bangsa Arab dikenal sebagai Ma'bar, merupakan wilayah anak benua India yang secara geografis paling dekat dengan Sumatera.
Sejarah mencatat adanya interaksi yang signifikan antara pedagang dan koloni Arab dengan wilayah Tamil Nadu sejak jauh sebelum kedatangan Islam di India utara. Bahkan, Islam di wilayah selatan India menyebar melalui jalur perdagangan dan dakwah damai, bukan melalui penaklukan militer seperti di wilayah utara.
Pada masa kekuasaan Dinasti Pandya di Tamil Nadu (abad ke-13 hingga awal abad ke-14 Masehi), terjalin hubungan perdagangan yang erat dengan para pedagang Arab. Raja-raja Pandya bahkan memberikan kedudukan penting kepada orang-orang Arab Muslim dalam pemerintahan mereka, termasuk posisi duta besar dan panglima perang.
Keberadaan komunitas Muslim Arab yang mapan di Tamil Nadu membuka peluang adanya kontak dan interaksi dengan wilayah Sumatera, termasuk Lamuri.
Kemiripan gaya arsitektural nisan "plang-pleing" Lamuri dengan gaya arsitektur kuil-kuil Hindu di Tamil Nadu pada masa Dinasti Chola, serta kemiripan yang lebih kuat dengan beberapa struktur bangunan Islam yang didirikan di sana, menjadi indikasi kuat adanya pengaruh budaya dari Tamil Nadu terhadap Lamuri. Motif-motif hias pada nisan-nisan Lamuri di Lamreh dan Kuta Leubok juga menunjukkan adanya pengaruh seni rupa yang telah dipengaruhi oleh seni rupa Romawi, sebagaimana yang juga ditemukan di Tamil Nadu.
Hipotesis mengenai hubungan antara Pandya dan Lamuri semakin menarik dengan meninjau kembali nama "Gampong Pandei" di Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh. Selama ini, nama tersebut sering dihubungkan dengan pandai besi. Namun, tidak mustahil bahwa "Pandei" yang terletak di Kuala Aceh berasal dari sebutan yang merujuk pada tempat tinggal orang-orang Pandya atau ibu kota Pandya di Sumatera, sebagaimana Madurai di Tamil Nadu. Dalam catatan para pengunjung Ma'bar pada abad ke-13 dan ke-14, kata "Pandya" diucapkan sebagai "Bandi" dan "Pandi", yang terdengar sangat mirip dengan "Pandei".
Selain itu, pelabuhan Lamuri dan beberapa pelabuhan lain di sebelah timur Banda Aceh kemungkinan menjadi tempat tinggal komunitas Arab Muslim dan pusat perdagangan, serupa dengan Kilakarai dan Kayal Pattinam di Tamil Nadu yang menjadi pusat aktivitas perdagangan bagi para pedagang Arab di wilayah Pandya.
Penemuan prasasti Tamil di Neusu, Banda Aceh, dan penyebutan "Illamuridecam" pada prasasti Tanjore dari zaman Chola, yang telah menjadi perhatian para sejarawan, dapat semakin memperkuat kemungkinan adanya hubungan antara Lamuri dan Tamil Nadu pada masa lalu.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa kemungkinan Lamuri sebagai wilayah pemerintahan otonom dari kerajaan non-Islam, yang dipengaruhi oleh Pandya, kemungkinan besar terbatas pada masa sebelum abad ke-9 Hijriah atau abad ke-15 Masehi. Memasuki abad ke-15 Masehi, dominasi Islam di kawasan Asia Tenggara semakin menguat, terutama di bawah kepemimpinan Samudra Pasai. Lamuri, sebagai wilayah Islam terdekat dengan pusat pemerintahan Samudra Pasai, secara langsung merasakan dampak dominasi ini, yang mengakibatkan terjadinya peralihan politik dan budaya.
Petunjuk mengenai babak peralihan ini dapat ditemukan pada inskripsi Nisan Lamreh No. 2, yang mengindikasikan adanya perubahan dalam karakteristik kekuasaan dan identitas Lamuri seiring dengan menguatnya pengaruh Islam dari Samudra Pasai. Meskipun demikian, jejak-jejak hubungan awal dengan dunia luar, termasuk kemungkinan interaksi dengan kerajaan Pandya, tetap menjadi bagian penting dalam memahami sejarah dan perkembangan Kerajaan Lamuri di Aceh.
Penelitian lebih lanjut, termasuk kajian arkeologis dan filologis yang lebih mendalam, diharapkan dapat mengungkap lebih banyak bukti mengenai hubungan yang menarik ini.